KESIMPULAN DAN REFLEKSI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA
1.1.a.9. Koneksi Antar Materi
Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara
Yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran sebelum mempelajari modul 1.1:
Anak-anak....
Hari ini kita akan belajar matematika. Silahkan buka buku PR, dan Ibu akan memeriksa. Bagi yang tidak mengerjakan pekerjaan matematika di rumah, silahkan maju dan berlutut di depan kelas....
Kalimat ini sering kita dengarkan sejak kita masih di sekolah dasar. Kalimat ini juga terulang lagi di SMP dan SMA. Bahkan saat kita menjadi guru, kalimat tersebut kembali kita ucapkan. Ada banyak hal yang terjadi di sekolah. Kebiasaan yang terjadi secara turun temurun dirasakan anak-anak hingga anak tersebut bisa mengingat kembali ketika dewasa. Sebenarnya ini adalah trauma yang tidak kentara tetapi memiliki dampak negatif bagi kehidupannya kelak. Pembelajaran yang dilakukan sebelum ini masih keliru. Guru masih menyamakan kemampuan setiap anak dengan memberikan tugas yang sama untuk setiap anak di kelas dan dalam jumlah yang banyak. Anak jadi bingung. Mana yang harus dilakukan terlebih dahulu. Akhirnya anak merasa stres karena kurangnya waktu bermain, belum lagi stresnya bertambah karena soal tersebut tidak bisa diselesaikan sendiri. Anak akan merasa takut jika tidak diselesaikan dan pasti hukuman akan ia dapatkan saat masuk kelas.
Selama ini guru sangat berperan di dalam kelas karena aktivitas pembelajaran dilakukan dengan model ceramah. Guru menjadi pusat belajar. Guru dianggap tahu segalanya. Ketika ulangan atau ujian, yang menjadi fokus adalah nilai akhir. Nilai akhir belum memenuhi kriteria, maka anak akan diminta untuk ujian ulang. Tetap dapat nilai rendah. Guru mengejar target kurikulum. Ini berarti yang mendapat tekanan bukan saja anak tetapi guru juga mengalaminya.
Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara adalah sosok pahlawan yang sangat inspiratif dalam bidang pendidikan. Tokoh ini menjadi terkenal dengan munculnya ide yang meyakinkan Indonesia keluar dari penjajahan melalui pendidikan. Filosofisnya yang sangat dikenal adalah Trilogi Pendidikan. Begitu juga dengan Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Menurut KHD pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran adalah proses pendidikan dalam memberikan ilmu yang berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Pendidikan memberi tuntunan terhadap kekuatan kodrat yang dimiliki anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagian. Ini berarti anak diberi kebebasan untuk dapat mengembangkan diri seluas mungkin agar bisa mencapai kebahagiaan. Kenyamanan membuat anak bisa berkembang dengan baik, dan tanpa tekanan. Pendidikan merupakan proses persiapan agar anak dapat diterima di dalam keluarga atau masyarakat.
Pendidikan menjadi sebuah tempat terbaik untuk membantu anak dalam proses tumbuh kembangnya. Kita sebagai guru sangat berperan dalam proses ini. Anak terlahir dari berbagai kondisi keluarga, membuat setiap anak pun berbeda karakternya. Apa lagi jika kita diingatkan oleh KHD bahwa kodrat anak harus dijunjung tinggi. Ini adalah hal pokok sebelum pembelajaran dilakukan di sekolah. kerja sama keluarga, guru dan masyarakat melakukan peran dan mendukung tumbuh kembang anak. Dasar-dasar Pendidikan menjadi utama dalam proses pendidikan.
Tujuan Pendidikan menurut KHD yaitu Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidikan hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupanya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya. Artinya setelah anak mendapatkan pendidikan anak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Anak juga dapat melakukan hal baik yang dapat membantu perkembangan jiwa dan raganya.
Sebagai guru, haruslah membatu proses menuntun agar anak dapat menemukan kemerdekaan dalam belajar. Anak perlu merasa nyaman agar bisa melakukan semua itu dengan baik. Dengan begitu, akan dengan mudah terciptanya budi pekerti dalam diri anak. Perpaduan cipta, karsa dan karya dapat membuat anak lebih percaya diri.
Dalam proses pendidikan peran keluarga menjadi pusat pendidikan. Keluarga adalah awal pendidkan karakter. Pembentukan budi pekerti terbentuk dari keluarga. Oleh karenanya, peran orang tua tidak lepas dalam membesarkan anak, bukan saja pemenuhan sandang pangan dan papan tetapi pembentukan karakter menjadi sangat penting untuk proses ini
Dalam proses pembelajaran kita jadi ingat Ki Hadjar Dewantara tentang tulisan Berhamba pada anak. Artinya guru sebagai pelayan harus dengan tulus iklas melayani anak di sekolah. Memberikan kesempatan kepada anak untuk bisa melakukan proses belajar dengan baik. guru meberikan panutan atau contoh sehingga anak bisa melakukan secara mandiri.
Adapun yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul 1.1 adalah tanggapan saya terhadap anak. Pemahaman tentang anak membuat saya berubah pikiran. Saya menjadi berpikir tentang apa yang harus saya lakukan terhadap anak didik. Untuk itu yang pertama kali saya lakukan adalah mengenal anak lebih dekat lagi. Kemudian saya harus bisa menganalisis materi belajar anak dan menyiapkan secara baik materi tersebut. Memberi materi belajar melalui kegiatan di sekolah yang kontekstual. Lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Dokumen Pribadi |
Yang bisa segera saya terapkan agar kelas saya menggambarkan pemikiran
Ki Hadjar Dewantara adalah Memahami dengan baik karakteristik anak didik. Merancang pembelajaran yang kontekstual berbasis budaya lokal sesuai karakteristik anak dan lingkungan belajarnya. Merancang pembelajaran menggunakan permainan karena anak identik dengan bermain. Merancang proses belajar yang kreatif dan memberikan kesempatan kepada anak untuk merdeka belajar dan melakukan dengan senang hati karena tanpa tekanan.
Dokumen Pribadi |
Demikian tulisan saya, semoga bermanfaat.
Salam Guru Penggerak
Salam Merdeka Belajar
CGP Maria Martina Petra Rosok, S.Pd
Angkatan 3 Kabupaten Nagekeo
Komentar
Posting Komentar