Jurnal Refleksi Minggu Ke-10
Senin,
25-29 Oktober 2021
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Oleh Maria Martina Petra Rosok, S.Pd
Mengawali minggu ini dengan mengikuti Upacara Apel Bendera sebagai rutinitas hari Senin. Persiapan anak yang akan menjadi personil upacara sudah dilatih sejak hari Sabtu yang lalu. Semua berjalan dengan baik walaupun masih ada kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh petugas. Namun bagi anak, mereka tetap senang melakukan itu. Setiap kali memilih personil upacara anak-anak selalu berebutan untuk mendapatkan peran dalam kegiatan tersebut.
Setelah apel bendera, seperti biasa anak masuk di dalam kelas untuk memulai pelajaran. Istirahat sejenak akhirnya anak kembali ke kegiatan awal yaitu sarapan pagi berupa kegaiatan literasi. Kali ini saya melakukan kegiatan literasi dengan mendengarkan dongeng dari handphone yang saya hubungkan dengan spiker kecil. Anak antusias sekali mendengarnya. Setelah itu saya bertanya tentang apa yang mereka sudah dengar. Saya memberi kesempatan kepada 1 anak untuk bisa bercerita di depan kelas dan anak lain menggapi ketika dalam penyapainya cerita ada bagian yang terlupakan. Seru.
Saya melihat anak-anak sudah mulai
rileks. Saya mencoba memulai dengan kegiatan pembelajaran. Kali ini
pembelajaran saya berbasis kegiatan. Anak
bersemangat karena semua kebagian peran dalam kelompok masih-masing.
Kelas berakhir dengan baik.
Sesuai rencana yang sudah disusun dan
disepakati bersama Kepala Sekolah, Selasa, 26 Februari anak-anak tidak masuk
sekolah karena Bapak Ibu guru melaksanakan kegiatan Komunitas Praktis. Murid
kelas V tetap masuk sekolah karena hari ini juga mereka akan melaksanakan
Latihan AN/AKM. Saya mendapat kunjungan Pengajar Praktik saya, Ibu Siti
Rahmawati. Beliau datang pukul 06.45. Saat itu anak-anak sudah berada di dalam
kelas. Sebelum Ibu Siti berbincang-bincang dengan saya, terlebih dahulu Ibu
Siti bersama anak-anak bercerita tentang kegiatan guru kelasnya yang sedang
mengikuti Guru Penggerak. Bu Siti juga membagi instrument kepada beberapa anak
untuk diisi. Setelah selesai bersama anak, Ibu Siti bertanya tentang beberapa
refleksi yang sudah saya alami selama ini. Secara khusus tentang proses
perubahan yang sudah saya laksanakan bersama teman-teman guru saya di sekolah
ini.
Pada pukul 08,45 saya mengajak rekan
guru untuk memulai kegiatan hari ini. Acara dimulai pada pukul 09.00 dibuka
oleh Kepala Sekolah, Ibu Frumensia. Dalam sambutannya, beliau sangat mendukung
kegiatan hari ini. Zaman sudah berubah, kita tidak boleh ketinggalan jaman.
Kita terus belajar untuk proses perubahan ini agar kita semakin yakin dan
percaya diri akan tugas dan panggilan kita sebagai guru. Ilmu yang kita
dapatkan jangan dibenamkan, tetapi harus ada tindak lanjut berupa aksi nyata.
Di akhir sapaannya, beliau berpesan,
untuk terus melakukan aksi nyata dalam mencapai visi yang sudah ada. Pada kesempatan ini juga Ibu Siti sebagai Pengajar Praktik ikut memberikan semangat kepada Bapak Ibu yang hadir pada waktu itu agar senatiasa memperbarui diri dengan terlibat di kegiatan yang menunjang profesi guru dan mengajak kepada semua guru untuk bisa ikut menjadi Guru Penggerak jika masih ada kesempatan di waktu yang akan datang.
Kegiatan pertama sesuai jadwal yang
sudah disusun adalah pembentukan Komunitas Praktis. Sebelum dibentuk, saya
menyampaikan materi tentang apa dan bagaimana komunitas praktis. Semua guru
menyimak materi ini sehingga pada saat pembentukan dengan menentukan para
pengurs, saya tidak mengalami kesulitan. Berbagai usul saran saya rekam dan
saya terima sebagai masukan yang bermanfaat dalam pemebntukan komunitas praktis
ini. Hari ini juga disepakati kepengurusan Komunitas Praktis yaitu:
1.
Penasehat : Kepala Sekolah
2.
Ketua Komunitas Praktis : Kornelis Tena, S.Pd
3.
Wakil Ketua : Bate Rosalina, S.Ag
4.
Sekretaris : Jetron Tameon
5.
Bendahara : Maria Adolfine N. Wea,
S.Pd
6.
Seksi :
Seksi Materi :
Maria M. Petra Rosok, S.Pd
Oliva To, S.Pd
Yuliana Manengkei, S.Pd
Seksi Sarana-Prasarana : Maria
Irene Rupi, S.Pd
Kristiana Adelheid Wula Rae, S.Pd
Siti Nurkaya Mogi
Mekstilde Ida Avi
Seksi Dokumentasi :
Veronika Hildaguna Ena, S.Pd
Jetron Yermias Tameon, S.AgK
Benediktus Gole, S.Pd
Seksi Ekstrakurikuler :
1. Olahraga :
Bendiktus Gole
2. Kesenian :
Maria M. Petra Rosok, S.Pd
3. Kerohanian : Bate Rosalina, S.Ag
4. Pramuka :
Elisabeth Wena, S.Pd
Setelah semua disepakati, Kepala
Sekolah mengesahkan kepengurusan Komunitas Praktis ini dan siap untuk
melaksanakan kegiatan.
Acara yang berikut adalah membuat
Keyakinan kelas. Disini saya menjelaskan kembali pentingnya keyakinan kelas dan
proses membuat keyakinan kelas bersama anak. Setelah semuanya memahami,
disepakati untuk membuat keyakinan kelas di kelas masing-masing pada tanggal 27
Oktober 2021.
Kegiatan
berikutnya adalah penyampaian materi tentang cara penyelesaian masalah anak
menggunakan Segitiga Restitusi. Saya menayangkan video aksi nyata dari Modul
1.3 tentang penyelesaian masalah menggunakan Segitiga Restitusi. Kami
berdiskusi banyak hal di sesi ini.
Pada kegiatan hari ini, kami juga
membahas tentang perencanaan pembelajaran yang mudah untuk dilakukan yang
berpusat pada anak didik. Ada beberapa pengalaman guru lain yang dibagikan
sebagai bahan refleksi sehingga kegiatan ini menjadi bermakna.
Di akhir kegiatan kami juga
membicarakan kegiatan andalan di sekolah ini yaitu kegiatan ekstrakurikuler.
Kami ingin mengaktifkan kembali minggu pertama Bulan November 2021. Kegiatan
tersebut yaitu Olahraga Jumat minggu pertama, Kesenian Jumat minggu kedua,
Kerohanian Jumat menggu ketiga dan Pramuka Jumat minggu keempat. Sekolah kami
juga ada sanggar seni dan budaya yaitu Sanggar Wonga Wea.
Rabu, 27 Oktober 2021 sebelum memulai
pelajaran, para guru kelas membuat keyakinan kelas bersama anak-anak di kelas
masing-masing. Semua dapat menyelesaikan dengan baik dan kami bersepakat di
siang harinya kami bertemu untuk menyepakati kayakinan kelas masing masing di
jadikan satu untuk menjadi keyakinan sekolah. Adapun Keyakinan Sekolah yang
disepakti yaitu:
Kami, Guru dan Muris bersepakat:
1. Saling Menghormati
2. Selalu Disiplin
3. Komitmen Terhadap Tugas
4. Kerja sama dan Saling
Membantu
Kegiatan hari ini Upacara memperingati hari Sumpah Pemuda di tingkat sekolah. Kami pun tidak ketinggalan untuk merasakan dan memperingati hari bersejarah ini dengan cara kami. Seperti biasa setelah pengucapan Pancasila dan Sumpah Pemuda, kami guru dan anak membacakan Keyakinan sekolah sebagai bentuk Ikrar pelaksanaan Budaya Positif yang dilanjutkan dengan Penandatanganan Berita Acara Keyakinan Sekolah. Yang menandatangani pertama, saya sebagai Calon Guru Penggerak, tanda tangan yang kedua Ketua Komunitas dan yang ketiga oleh Kepala Sekolah.
Kegiatan disiplin positif bisa menjadi budaya positif jika dilakukan
secara terus menerus. Hal positif yang kami lakukan selama ini adalah penaganan
sampah. Kami memaksimalkan para Relawan Sampah untuk menjadi pioneer dalam
memungut sampah di sekitar lingkungan sekolah. Anak-anak berebutan untuk
mendapat giliran menjadi relawan samaph. Ini satu hal baik, karena anak akan
merasa bangga dengan predikat seperti itu. Semoga dengan kegiatan ini
semakin hari semakin berkurang anak-anak
membuang sampah di sembarangan tempat.
Kemajuan belajar di LMS yang saat ini sedang mempelajari tentang Pembelajaran Berdiferensiasi belum begitu dipahami. Masih perlu belajar lagi dan membutuhkan waktu khusus untuk bisa menguasainya. Ketika bersama rekan guru lain dalam diskusi secara virtual, sebuah pembelajaran akan menyenangkan karena berhasil mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Kalaupun ada yang belum mencapai, berarti perlu dikoreksi mungkin kita belum melihat kebutuhan anak. Waktu kegiatan diskusi virtual hari berikutnya kami diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Kami sebagai guru SD memang harus banyak menyesuaikan keadaan mengingat usia SD adalah usia bermain sehingga kami harus masuk dalam dunia anak yaitu bermain dan bersenang-senang. Ada tanggapan dari teman guru lain tentang pemebelajaran di SD. Kami berdiskusi namun tetap dibatasi oleh waktu. Semoga bisa menjadi lebih baik RPP yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
Perasaan saya selama pembelajaran berlangsung senang karena karena memiliki kesemepatan untuk bisa melakukan hal baik sebagai hasil belajar di Pendidikan Guru Penggerak. Di awal modul 2 ini saya memang masih belum yakin tentang apa yang saya pelajari. Belum sepenuhnya memahami pembelajaran berdiferensiasi yang baik dan benar, namun dengan tekat kuat saya mencoba melakukan hal sederhana untuk kelancaran pembelajaran yang berbasis kebutuhan anak.
Pelajaran yang saya dapatkan dari proses ini adalah pengemabngan diri saya sendiri. Pengarush positif yang ada dalam diri saya menjadi modal untuk saya bisa sebarkan kepada rekan kerja saya. Materi belajar kali ini mengubah ploa piker tentang kebuthan belajar anak sehingga kita harus lebih mendalami identitas /pribadi anak sehingga kita dapat membantu kesiapan anak untuk belajar. Banyak hal baru yang saya dapatkan semoga saya dapat memahami dengan baik sehingga saya dapat berbagi dengan orang lain.
Yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa
di masa depan adalah mengamalkan semua yang sudah saya dapatkan. Saya akan
berusaha untuk bisa menjadi sumber informasi tentang Perangkat pembelajaran
yang dirancang guru yang berorintasi pada kebutuhan siswa. Saya juga akan
berbagi dengan guru di sekolah lain sehingga banayak guru jadi tahu tentang
Pembelajaran Berdiferensiasi. Semoga
Komentar
Posting Komentar