KONEKSI ANTAR MATERI
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Oleh Maria M. Petra Rosok, S.Pd
Dokumen Pribadi/Diferensiasi Konten
Pelaksanaan pembelajaran di kelas merupakan kegiatan
rutin dalam sebuah proses Pendidikan. Tujuan pembelajaran adalah sasaran yang
ingin dicapai. Namun, apakah tujuan itu benar-benar dicapai oleh setiap murid?
Ini yang menjadi masalah. Selama ini kita sedikit memaksa anak untuk bisa
mencapai tujuan belajar demi ketuntasan belajar, dan belum memperhatikan
kekuatan /kemampuan anak. Belum melihat kebutuhan belajar.
Pembelajaran
Berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk
memenuhi kebutuhan belajar individu. Pembelajaran berdiferensiasi yang
berorietasi pada kebutuhan belajar siswa. Pembelajaran Berdiferensiasi membantu kita untuk melaksanakan
proses belajar yang sesuai kebutuhan murid.
Pembelajaran Berdiferensiasi dapat dilakukan melalui sebuah proses persiapan
yang dilakukan oleh guru. Persiapan guru yaitu pelakukan pemetaan terhadap
murid di kelas dan merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
belajar murid.
Sebelum kita merancang sebuah pembelajaran, Pahami terlebih dahulu 3 aspek kebutuhan belajar murid dan menjadi dasar praktik pembelajaran berdiferensiasi yang kita lakukan di kalas. Adapun 3 aspek kebutuhan belajar murid yaitu pertama kesiapan belajar murid. Yang dimaksud dengan kesiapan belajar murid adalah kapasitas murid untuk mempelajari materi baru. Artinya tugas yang diberikan sesuai dengan kesiapan atau kemampuan dasarnya sehingga dengan mudah materi tersebut dapat dikuasai. Thomlinson memperkenalkan istilah equalizer sebagai sarana dalam memetakan kesiapan belajar murid. Seperti halnya sorang operator music yang menyetel equalizer untuk memunculkan kombinasi suara music dengan tepat, begitu juga dengan seorang guru yang mulai memetakan kesiapan murid.
Ada
6 dari beberapa contoh yang bisa kita gunakan untuk pemetaan siswa dari segi
kesiapan belajar, yaitu Bersifat mendasar - Bersifat transformative. Ada
siswa dalam memahami materi belajar perlu informasi pendukung yang jelas dan
sederhana. Tetapi, ada juga murid yang sudah bisa menguasai materi yang bisa
dikombinasikan atau dihubungkan dengan informasi lain. Konkret – Abstrak, guru dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat
apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret atau siap belajar
sesuatu yang lebih abstrak. Sederhana – Kompleks, ada
murid bekerja materi lebih sederhana , dan ada murid yang
bisa menguasai materi kompleks dalam satu waktu. Terstruktur
- Open Ended, Kadang-kadang
murid perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan cukup baik namun, ada murid
mungkin siap menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka. Tergantung
(dependent) - Mandiri (Independent), di lain sisi ada
murid saat belajar masih membutuhkan bantuan tetapi ada juga yang sudah bisa
mendiri dalam menguasai materi belajar. Lambat – Cepat, begitu juga soal kecepatan, ada tipe siswa sedikit lambat
dalam menerima dan merespon informasi, ada siswa yang secara cepat menerima
informasi belajar.
Dokumen Pribadi/Membimbing /Aspek
kesiapan murid
Kebutuhan belajar murid yang kedua adalah minat
belajar murid. Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan
respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan
memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan
bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah
sebagai berikut: membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara
sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar; mendemonstrasikan keterhubungan
antar semua pembelajaran; menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid
sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal
atau baru bagi mereka, dan meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
Minat sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif.
Yang pertama sebagai minat situasional, kedua, minat juga
dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka
waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Minat ini disebut juga dengan
minat individu. Minat sebagai motivator penting bagi murid untuk dapat
‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran.
Di bagian ketiga profil
belajar murid. Profil Belajar mengacu pada cara-cara
bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan mengidentifikasi
untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan
efisien. Sebagai guru, kadang-kadang kita cenderung meminta anak mengukuti gaya
belajar kita. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Oleh
karena itu, guru harus bisa melaksanakan pembelajaran, menggunakan metode yang bervariasi. Pendekatan atau strategi
untuk dapat dengan mudah mencapai tujuan belajar sesuai dengan kesiapan,
minat dan profil belajar murid.
Profil
belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa
diantaranya: lingkungan belajar yang kondusif. Pengaruh Budaya: santai -
terstruktur, pendiam - ekspresif, personal–impersonal. Preferensi gaya belajar.
Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan
mengingat informasi baru.
Secara
umum gaya belajar ada tiga, yaitu: visual: belajar dengan melihat
(misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point,
catatan, peta, graphic organizer ); auditori:
belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan
keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan
musik); kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak
dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka
penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar. Preferensi
berdasarkan kecerdasan majemuk(multiple intelligences): visual-spasial,
musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal,
verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.
Dari tulisan di atas saya mengambil kesimpulan bahwa
pembelajaran yang berpihak pada murid adalah pembelajaran yang sudah
mengutamakan kebutuhan murid dilihat dari tingkat kesiapan belajar, minat dan
profil belajar murid. Pembelajaran berdiferenisasi ini mau menunjukan kepada
kita bahwa pembelajaran kita tidak hanya mencapai ketuntasan belajar saja
tetapi memberi kesempatan untuk siswa bisa menentukan secara bebas bagaimana
dia dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Untuk itu,
guru juga perlu menentukan strategi yang dapat dijalankan dalam mencapai tujuan
belajar tersebut, diantaranya adalah diferensiasi konten, proses dan
produk untuk dapat mengaktifkan murid pada saat pembelajaran. Murid dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan memberi tanggapan yang sesuai dengan
kebutuhan belajar dan pilihan strategi yang tepat untuk memahami materi ajar.
Sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi,
tetap memperhatikan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, secara khusus
tentang kebutuhan kodrati murid. Merdeka belajar perlu dijalankan sehingga
murid merasa nyaman dan bahagia dalam proses pembelajaran dan tujuan
pembelajaran terserap dengan baik.
Dokumen
Pribadi/Aspek minat belajar murid
Untuk bisa menjalankan Pembelajaran Berdiferensiasi
guru perlu meningkatkan nilai-nilai. sebagai dasar yang kuat dalam melaksanakan
peran sebagai pemimpin pembelajaran dan membantu mewujudkan
kepemimpinan murid. Nilai yang harus dimilki oleh guru yaitu Mandiri,
Reflektif, Kolaborasi, Inovatif dan Berpusat pada murid. Sebagai pemimpin
pembelajaran, guru perlu merencanakan dan menyiapkan serta melaksanakan pembelajaran yang baik sesuai dengan hasil pemetahan
tingkat kebutuhan setiap murid. Ini berarti pemetaan awal menjadi hal yang
sangat perlu untuk menyiapkan pemebelajaran yang berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan
Visi Guru yang telah dibuat yaitu Terwujudnya siswa cerdas berkarakter Pelajar
Pancasila melalui Pendidikan yang berpihak pada murid. Oleh karena itu
pembelajaran dirancang untuk bisa selangkah demi selangkah mencapai kompetensi
yang bermakna. Memberi kesempatan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan
kebutuhannya berdampak pada tujuan akhir sebuah visi.
Semua proses di atas tidak lepas dari disiplin
positif. Dengan adanya disiplin positif, proses pemebelajaran dapat berjalan
dengan lancer sehingga tujuan pemebalajaran akan tercapai sesuai dengan yang
diharapkan. Semoga.
Komentar
Posting Komentar