PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL (Tanggapan Kasus 4 Bapak Eling)

 

TANGGAPAN KASUS 4 BAPAK ELING

Oleh Maria Martina Petra Rosok, S.Pd

             Peristiwa

Setelah selesai memeriksa proposal acara 17 Agustus, Bapak Eling mengirimkan proposal tersebut kepada kepala sekolah. Ternyata proposal yang dikirimkan oleh Bapak Eling dinilai tidak sesuai oleh kepala sekolah. Kepala Sekolah meminta agar isinya sesuai dengan pengarahan awal yaitu agar acara lebih banyak melibatkan orang tua murid. Bapak Eling tidak menyangka jika dia harus melakukan koreksi dan koordinasi ulang dengan tim acara. Revisi proposal tentu akan memakan waktu lagi dan Bapak Eling sudah membayangkan ini akan menghambat tugas-tugasnya yang lain. Bapak Eling mengungkapkan hal ini kepada wakil ketua panitia. Bapak Eling mengungkapkan bahwa dia tidak mau mengubah proposal dan meminta Wakil  Ketua Panitia tersebut yang merevisi proposal.

Tanggapan

            Proposal yang dibuat Pak Eling tidak disetujui oleh kepala sekolah, beliau mengharapkan dari proposal tersebut harus lebih banyak melibatkan orang tua sesuai rapat awal. Untuk melakukan revisi lagi butuh waktu dan pasti meninggalak banyak tugas lain. Oleh karena itu Pak Eling meminta bantuan Wakil Ketua Panitia untuk merevisi proposal tersebut.

            Pada peristiwa di atas, mengharuskan Bapak Eling untuk memahami apa yang dimaksud dengan Keterampilan Berelasi. Keterapilan Berelasi ini merupakan keterapilan untuk bekerja sama dan resolusi konflik. Untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan atau acara besar kita tidak bisa kerja sendiri. Kita perlu bantuan orang lain untuk bisa menyelesaikan semua itu. Namun perlu diingat bahwa ketika kita bekerja dengan orang lain, selisih pendapat itu pasti akan terjadi. Tetapi, tidak perlu cemas karena bekerja sama dan menyelesaikan konflik dengan konstruktif akan membantu kita membangun hubungan positif dengan orang lain. Begitu juga dengan Bapak Eling, akan bisa menyelesaikan masalahnya melalui dialog yang selalu berempati dengan orang lain. Bapak Eling juga dapat mempelajari keterampilan yang perlu dikembangkan untuk dapat membangun kerja sama yaitu keterampilan menyampaikan pesan dengan jelas dan mendengarkan secara aktif, keterampilan menyatakan sikap setuju dan tidak setuju dengan sikap saling menghargai, Keterampilan mengelola tugas dan peran dalam kelompok.

            Pada masalah yang dihadapi oleh Bapak Eling, terjadi konflik dalam koordinasi kerja, Ia tidak dapat melakukan revisi proposal seperti yang diminta oleh kepala sekolah. Namun ia tidak sempat untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya  kepada kepala sekolah tentang meminta bantuan kepada wakil ketua panitia untuk mengoreksi proposal. Seandainya saat itu Bapak Eling bisa mengungkapakan perasaan dan pikiranya untuk melibatkan orang lain dalam menyelesaikan tugas ini pasti akan lebih baik. Tentunya pada saat menyampaikan kecemasannya harus menggunakan bahasa yang baik. Mengapa? Dalam menyampaikan tanggapan kepada orang lain hendaknya bahasa yang digunakan bersifat netral dan tidak memojokan orang lain karena pada dasarnya setiap orang secara alami menolak perasaan disalahkan.

            Membangun komunikasi menjadi penting dalam menyelesaikan konflik. Bapak Eling dapat menyampaikan pikirannya kepada kepala sekolah yang mungkin saat itu belum terpikirkan tentang sudut pandang baru dari Bapak Eling. Komunikasi positif yang dilandasi rasa saling menghargai juga akan dapat memperkuat rasa percaya dan relasi yang ada. Adanya komunikasi dan relasi yang baik, akan dapat menemukan solusi terbaik dalam mensukseskan acara tersebut. Dalam komunikasi tersebut Bapak Eling dapat menyampaikan pandangannya untuk melibatkan orang lain dalam merevisi proposal dan juga dapat menyampaikan kendala /masalah yang terjadi jika merevisi proposal tetap ia lakukan.

            Jika saya menjadi Bapak Eling, yang saya lakukan adalah membangun komunikasi dengan kepala sekolah dan berani menyampaikan pikiran jika saya melakukan revisi proposal karena membutuhkan waktu yang cukup banyak dan pasti ada pekerjaan lain yang terbengkalai. Kemudian saya juga bisa mengusulkan  untuk melibat Wakil Ketua Pantia dalam merevisi proposal dan tentunya tetap berkoordinasi dengan saya sebagai ketua panitianya. Bahasa yang saya gunakan harus lebih sopan dan tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda untuk menjaga perasaan orang lain. Apalagi saya sudah belajar tentang bagaimana bermepati dengan orang lain. Intinya keterampilan berelasi sangat berguna dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dalam sebuah sistem.

 

Terima kasih

Salam dan Bahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (Tanggapan Kasus 3)

PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL (Tanggapan Kasus 5 Bapak Eling)

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (Tanggapan Kasus 1 Pak Eling)