KONEKSI ANTAR MATERI PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

 KONEKSI ANTAR MATERI

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Oleh Maria Martina Petra Rosok, S.Pd

 


A. Pembelajaran Sosial Emosional

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai guru, kita sering dihadapkan dengan begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan pada waktu yang sama. Akibatnya, kita sering kurang konsentrasi di sekolah. Anak akan menjadi sasaran amarah yang mungkin tidak kita sadari. Begitu juga dengan murid-murid kita. Saat mereka sedang mengalami perkembangna dan pertumbuhan diri, mereka juga harus menerima tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pelajar. Banyak pekerjaan rumah yang kadang tidak bisa selesaikan dengan baik karena mereka tidak cukup waktu dan bahkan bingung mana yang harus diselesakan terlebih dahulu.

Untuk mengahadapi masalah seperti ini, kita sebagai guru dan sebagai murid perlu mempelajarai dan melatih diri mengahadapi masalah yang begitu kompleks. Melalui Pembelajaran Sosial Emosional, kita dapat melatih diri untuk bisa berkonsentrasi dan mengatasi persoalan yang kita hadapi sehingga ketuntasan pekerjaan dan keberhasilannya dapat tercapai dengan  baik.

                 Ki Hadjar Dewantara/Internet 

Pembelajaran budi pekerti menurut Bapak Ki Hadjar Dewantara adalah pembelajaran batin dan lahir. Maksudnya pembelajaran yang bersumber pada pikiran, rasa dan karsa sehingga menghasilkan karya/ pekerti/tenaga. Pengajaran budi pekerti mendukung perkembanagan anak secara optimal melalui sentuhan emosi yang bijak dengan memperhatikan perkembangan jiwa anak-anak. Pemerintah juga ikut andil dalam perkembangan mental anak melalui Penguatan Pendidikan Karakter yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik secara menyeluruh dan terpadu, keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan Pendidikan, dan berlangsung melalui pembiasaan yang dilakukan setiap hari dalam kehidupan sehari-hari.

Budi pekerti dapat menjadi dasar perkembangan hidup anak-anak baik lahir maupun batin. Perkembangan kodrta anak menuju beradaban yang lebih baik saat dewasa. Untuk itu, pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah juga menyadari pentingnya peran sekolah dalam perkembangan peserta didik yang mendorong  keselarasan aspek kognitif, sosial dan emosional melalui Permen Kemdikbud No.20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan Pendidikan yang memperkuat keselarasan olah hati, rasa, piker dan orah raga.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuanketerampilan dan sikap positif  mengenai aspek sosial dan emosional. Pembelajaran Sosial Emosional dalam modul ini bertujuan untuk membantu pemahaman dan penerapan Bapak/Ibu CGP dalam mengelola aspek sosial dan emosional diri sendiri sekaligus dapat menerapkannya pembelajaran sosial dan emosional pada murid secara lebih sistematik dan komprehensif.

Adapun Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional yaitu Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri), Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi), Membuat keputusan yang bertanggung jawab.  (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).

Pemahaman saya PSE melatih kita untuk bisa mengatur pribadi kita untuk bisa berprilaku bijak terhadap diri kita maupun terhadap orang lain sehingga segala keputuan yang kita putuskan dapat meyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab bisa tercapai dengan baik. Untuk itu kita perlu memahami cara mengimplementasikan PSE ini dengan melakukan 4 cara yaitu: Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE)  secara spesifik dan eksplisit, Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid, Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid, Mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan. Pendekatan yang digunakan adalah SEL yaitu menggabungkan 4 elemen antara lain: Sequential/berurutan: Active/aktif, Focused/fokus, Explicit/eksplisit. PSE ini penting untuk melatih keterampilan dalam mengatasi dan menyelesaikan masalah. PSE memberi keseimbangan untuk mengembangkan kompetensi individu. Pembelajaran sosial-emosional adalah tentang pengalaman apa yang dialami siswa, dipelajari siswa dan bagaimana guru mengajar. Anak kita memiliki kesadaran diri, paham akan kesadaran sosial, emosi yang bertanggung jawab.

Pembelajaran PSE sangat penting karena berisi tentang keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkan masalah. PSE juga dapat mempengaruhi guru dan murid berkarakter baik.

Simpulannya, PSE penting bagi guru untuk dapat mengontrol diri dalam melaksanakan pembelajaran. Komunikasi dan kolaborasi menjadi penting untuk dapat memahami satu sama lain termasuk guru dan murid. Jika guru sudah bisa mengontrol sosial emosionalnya maka akan dengan mudah bisa membawa muridnya untuk bisa berprilaku santun melalui proses pembelajaran yang dijalankan di dalam kelas. Anak pun dilatih untuk bisa mengontrol pikiran dan perasaan mereka saat pembelajaran melalui kegiatan bermakna dalam kelompok kerja atau perindividu. Guru harus selalu mendampingi agar perkembangan sosial emosional murid dapat secara optimal. Biarkan mereka berekspresi sesuai dengan keadaannya sehingga timbul rasa percaya diri untuk melakukan hal baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang tentunya budaya positif selalu mengiringi proses perkembangan sosial emosionalnya.

Nilai dan Peran Guru dalam Pembelajaran Sosial Emosional sangat besar karena dalam memberikan contoh atau aksi nyata, murid perlu melihat secara langsung melihat dan bahkan melakukan bersama guru. Guru menjadi fasilitator, menjadi pendamping murid agar apa yang dipelajari dapat dipahami oleh murid. Pengalaman guru dapat dijadikan pembelajaran murid. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat merencanakan dan mengatur proses pembelajaran termasuk pembelajaran sosial emosional secara baik yang terintegrasi dalam muatan pembelajaran atau di luar proses pembelajaran sehingga kompetensi dan indicator dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

B. Mindfulness

Mindfulness menurut Kabat-Zim dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu tanpa menghakimi dan kebaikan. Kesadaran penuh atau minfulness muncul saat seseorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan dengan pikiran terbuka atau dalam situasi yang menghendaki perhatian penuh. Kesadaran diri dilakukan karena adanya perhatian yang dikalukan secara sadar dengan dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Latihan berkesadaran penuh sangat relevan dan penting bagi siapa pun untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan bahagia dan optimal.

Cara melakukan mindfulness dengan Teknik STOP yaitu: Stop/berhenti (hentikan apapun yang sedang anda lakukan). Take a deep Breath/Tarik napas dalam ( sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar). Observe/Amati (amati apa yang anda rasakan pada tubuh anda. Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes, saat anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat anda lakukan). Proceed/Lanjutkan (latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas anda dengan perasaan yang lebih tenang, pikirkan yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif).

Dalam kondisi kesadaran penuh terjadi perubahan fisiologi seperti meluasnya area otak berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stress dan muncul perasaan tenang dan stabil. Dengan keadaan yang demikian, memungkinkan kita dapat lebih tenang dan pikiran kita lebih jernih.  Kesadaran penuh/mindfulness dapat dilatih dan ditumbuhkan yang dapat bermfungsi untuk memberikan perhatian khusus kepada kita yang sedang kita lakukan.   

Perhatikan skema berikut ini.

Dokumen Pribadi

Dari skema di atas, kita bisa melihat tentang kondisi well-being yang dapat dicapai karena adanya kesadaran penuh (mindfulness). Selama keadaan kesadaran penuh atau mindfulness,  kita dapat melakukan semua Kompetensi Sosial Emosional mulai dari Kesadaran Diri, Pengelolaan Diri, Kesadaran Sosial, Keterampilan Relasi, dan Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab sehingga dapat mencapai kesejahteraan hidup  well-being.  Perlu diketahui bahwa, wellbeing dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, sehat dan bahagia. Merupakan kondisi individu yang memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup mereka lebih bermakna serta berusaha mengekspresikan dan mengembangkan dirinya.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, guru hendaknya selalu merasa nyaman dan bahagia agar semua tugas tersebut dapat selesai dengan baik. Sebagai guru, dalam keadaan nyaman dan bahagia, nilai-nilai dan peran guru dapat dilaksanakan secara maksimal. Inovasi pembelajaran dapat tercipta dalam situasi seperti ini.  Untuk bisa mencapai kesejahteraan hidup atau well-being, guru perlu menyadari arti penting kesadaran penuh atau minfulness karena dalam keadaan penuh guru bisa menyadari diri untuk melihat kemampuan diri, dapat mengelola diri dengan mengelola emosi dan focus, dapat menyadari tentang orang lain atau kesadaran sosial sehingga mampu berempati, dapat memahami dan melaksanakan keterampilan relasi yaitu bekerja sama dengan orang lain, baik sesame guru maupun dengan murid, dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

Begitu juga dengan murid, dalam mengikuti pembelajaran, kesejahteraan hidup atau well-being menjadi sangat penting karena dalam keadaan nyaman, semua proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik. Guru juga dapat melatih murid untuk bisa melakukan kesadaran penuh (mindfulness) agar murid bisa benar-benar siap melaksanakan proses pembelajaran atau dalam mengikuti kegiatan-kediatan diluar pembelajaran di kelas. Dengan melakukan kesadaran penuh, murid dapat memahami kompetensi sosial emosional. Murid dapat menyadari kemampuan dirinya, dapat mengontrol dirinya, dapat mengelola diri untuk bisa menyesuaikan dirinya, dapat mengaktifkan kesadaran sosialnya sehingga mampu berempati dengan orang lain, dapat melatih keterampilan relasi dan bekerja sama di setiap kegiatan, juga melatih murid dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Hubungan Mindfulness dan Kompetensi Sosial Emosional. Latihan mindfulness secara rutin meningkatkan kesadaran sosial emosional karena dapat membangun hubungan diri sendiri dengan berbagai kompetensi sosial emosional lainnya. Dengan melakukan mindfulness, guru dapa mengembalikan konsentrasinya sehingga semuah proses penyelesaian tugas dapat berhasil dengan baik.

C. Kompetensi Sosial Emosional

Kompetensi Sosial Emosional terdiri dari Kesadaran Diri (Pengenalan emosi), sering sekali seorang guru mengalami kepadatan tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang hampir bersamaan. Kadang saking banyaknya, guru tersebut sulit membagi waktu dan akhirnya timbul perasaan yang tidak nyaman dalam menyelesaikan pekerjaan, bahkan ada pekerjaan pokok sebagai pengajar terabaikan. Akhirnya sikap terhadap murid pun berubah. Emosi dan perasaan terbawa misalnya marah, sedih, kecewa, menyesal dan lain-lain. Dalam keadaan yang demikian, guru perlu melakukan kegiatan untuk mengembalikan kesadarannya melalui mindfulness dengan Teknik STOP.  Manfaat mindfulness adalah mengembalikan kesadaran penuh alam pikiran kita, membuat kita lebih rileks dan merasa lebih tenang. Teknik minfulness juga dapat kita ajarkan kepada anak didik kita sehingga murid kita juga bisa lebih konsentrasi pada pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga murid juga bisa merasakan perasaan lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan sikap yang lebih positif. Mindfulness ini dapat dilakukan setiap saat, di mana saja dan kapan saja yang tentunya disesuaikan dengan kondisi saat itu.

Penerapan latihan Kesadaran Diri bersama murid dapat dilakukan dalam bentuk lain, misalnya dalam kegiatan pembiasaan setiap pagi yaitu mengidentifikasi perasaan murid melalui pertanyaan yang disampaikan oleh guru kepada murid misalnya,  Bagaimana kedaannya saat ini? Apa kabar anak-anak? Apa yang kamu rasakan hari ini? Bagaimana perasaanmu setelah belajar bersama hari ini? Apakah kamu merasa bahagia?

Pengelolaan Diri (Mengelola emosi dan Fokus untuk Mencapai Tujuan). Kadang kita sebagai guru melakukan beberapa pekerjaann bersamaan waktunya  (multitasking), ini dapat meningkatkan  stress dan mengurangi efisiensi serta produktivitas. Kita jadi tidak focus dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dalam keadaan yang demikian, kita perlu me-refresh otak kita dan yang perlu kita lakukan pertama kali adalah mindfulness dengan Teknik STOP. Ini adalah cara cepat mengatasi kejenuhan dan mengembalikan titik focus pekerjaan kita.  Latihan ini dapat membantu guru dan murid meredakan ketegangan. Bentuk pembelajaran nyata Pengelolaan Diri dapat dilakukan melalui kegaiatan misanya budaya antre. Guru dapat meminta anak antre cuci tangan sebelum masuk, antre mengantar pekerjaan untuk diperiksa oleh guru, atau antre mengambil buku perpustakaan di pojok baca kelas. Dengan pembiasaan antre, pengelolaan diri dapat melatih diri kita  untuk bisa sabar, sehingga emosi tetap terkontrol dengan baik. Budaya positif merupakan pengolahan diri dalam berperilaku.

Kesadaran Sosial (Keterampilan Berempati). Kesadaran sosial melatih kita untuk dapat membangun kemampuan untuk menempatkan diri dan melihat perspektif orang lain walaupun kita sendiri sebagai guru sedang dalam kesibukan tingkat tinggi. Agar kita bisa berempati terhadap orang lain, kita perlu melakukan Teknik STOP untuk memberikan kelonggaran pikiran kita sehingga kitab isa focus pada masalah yang sedang kita hadapi. Kita dilatih untuk bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dengan begitu kita bisa lebih saling menghormati satu sama lain. Keadaan seperti ini kita bisa memahami murid kita jika satu saat mereka tidak melaksanakan tugas yang sudah kita berikan. Kita berusaha menerima keluhannya dan memahami secara baik apa yang sedang dialami murid kita dan dapat menyelesaikan masalahnya tanpa menghakimi murid tersebut karena guru focus perhatian penuh.

Keterampilan berempati memberi ruang kepada kita untuk bisa memahami orang lain. Kita mencoba merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain dengan menanamkan empati menaruh perhatian pada perasaan orang lain melalui pertanyaan misalnya Apa yang kamu rasakan setelah kejadian ini? Pembelajaran sosial emosional yang dapat diberikan guru sebagai latihan berempati terhadap orang lain misalnya dengan membagi kebahagiaan kita kepada orang lain, memberikan ucapan salam, atau meminta murid untuk bisa mengungkapkan perasaannya terhadap guru kelasnya yang selama ini mendampingi murid  tersebut melalui puisi singkatnya. Untuk bisa membiasakan keterampilan berempati perlu latihan secara terus menerus sehingga menjadi terbiasa.

Keterampilan Berelasi (Kerja Sama dan Resolusi Konflik). Dengan kemampuan berelasi atau kerja sama dengan orang lain lain kita dapat membangun solidaritas. Rasa empati yang sudah tertanam dalam diri kita sebagai guru dan murid-murid kita menjadi dasar untuk bisa mengasah keterampilan berelasi dan kerja sama dengan orang lain. Di sini kita membutuhkan komunikasi yang baik untuk bisa menjalin kerja sama tersebut. Tidak hanya komunikasi tutur kata tetapi juga sikap saling menghormati dan menghargai juga kerja sama dalam kelompok. Guru perlu memperhatikan komunikasi dengan atasan dan rekan guru lain sehingga dapat terjalin kerja sama yang baik. Solusi pemecahan masalah dapat tercapai jika komunikasi efektif benar-benar dijalankan.

Kegiatan kelompok dalam pembelajaran merupakan kegiatan lengkap mengasah semua aspek kemampuan misalnya  kerja sama, saling menghargai, saling membantu, berbagi peran dalam kelompok, dan melatih untuk bisa mengembangkan mental, mampu menyampaikan hasil diskusi, dan melatih kepemimpinan murid. Adanya komunikasi tukar pendapat dapat menemukan solusi penyelesaian masalah dengan cepat. Guru menjadi fasilitator dapat mendampingi murid dalam kegiatan tersebut. Contoh lain melatih keterampilan berelasi adalah membuat kesepakatan kelas atau keyakinan kelas yang pernah dibuat. Pada saat membangun komunikasi, guru mendampingi murid untuk bisa menemukan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk sejumlah keinginan murid terhadap kelasnya, dan cara untuk dapat mendapatkan kelas sesuai dengan keinginannya.

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab. Collaborative for Academic, Sosial, and Emotional Learning (CASEL) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait dengan perilaku pribadi serta interaksi sosial mereka berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan, serta norma sosial. Menurut pemahaman saya, hal ini perlu ada pikiran-pikiran positif yang mengacu pada analisis tindakan yang akan dilakukan. Kita harus jeli untuk bisa melihat hal mana yang menjadi pilihan baik, untuk dijadikan keputusan yang bertanggung jawab dengan segala resikonya karena semua keputusan pasti ada resiko yang diperoleh.

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sesungguhnya adalah kemampuan yang jika secara konsisten dan berkelanjutan ditumbuhkan dan dibiasakan sejak dini akan memungkinkan seseorang untuk tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Kemampuan pengambilan keputusan tidak begitu saja muncul tetapi perlu dilatih agar segala keputusan yang diambil tidak mengecewakan dan tidak terjadi penyesalan di kemudian hari. Segala sesuatu yang dipertimbangkan perlu dipikirkan sebaik mungkin. Guru dan murid perlu belajar mengambil kebijakan yang paling kecil terdapat resiko-resikonya. Perlu adanya evaluasi situasi, pilihan-pilihan, dan konsekuensi terhadap diri sendiri dan orang lain.

POOCH adalah salah satu strategi sederhana yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan  yang bertanggung jawab dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan bantuan yang ada pada Problem, pertanyaan bantuan misalnya Apa masalahnya? Apa penyebabnya?  Option, pertanyaan bantuan misalnya Apa saja yang dapat dilakukan? Outcomes, pertanyaan bantuan yang dapat digunakan yaitu Apa saja kemungkinan yang dapat terjadi?  Choices, pertanyaan bantuan misalnya, Apa keputusan yang dapat diambil?  Bagian akhir dapat ditambahkan Refleksi dengan pertanyaan bantuan Bagaimana berjalannya keputusan yang diambil?  

Untuk bisa mendapatkan keputusan yang bertanggung jawab dengan menggunakan POOCH ini perlu kejujuran dan keterbukaan dalam mengungkapkan masalah utamanya sehingga dalam mengevaluasi atau menganalisis bisa diselesaikan dengan baik. Guru dapat menggunakan POOCH dalam penyelesaian masalah dan guru pun bisa melatih anak dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab melalui kegiatan misalnya meminta murid untuk menata kembali ruang kelas secara bersama-sama, menata buku-buku pelajaran setelah digunakan dan masih banyak lagi hal baik yang merupakan penerapan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Pembelajaran Sosial Emosional dapat bermanfaat bagi guru dalam berkolaborasi dengan kepala sekolah dan rekan guru lain. Sebagai Guru, dengan kesadaran penuh dapat mengolah kemampuan diri untuk bisa berelasi, berkolaborasi dengan orang lain dan berinteraksi dengan guru lain serta dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab di setiap kesempatan.    

Kompetensi Sosial Emosional diberikan melalui pembelajaran di kelas maupun di luar kelas dalam berbagai kegiatan baik itu kegiatan akademik maupun non akademik. Kompetensi Sosial Emosional  ini dapat masuk dalam Pembelajaran Berdiferensiasi. Misalnya saat murid melakukan aktivitas diskusi kelompok pada pemebelajaran berdiferensiasi, Kompetensi Sosial Emosional yang dapat dikembangkan adalah kemampuan berelasi, murid dapat menggunakan segala kemampuannya dalam mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Muird juga bisa melakukan proses belajar dengan kesadaran penuh dan pengelolaan diri yang baik sehingga pemahaman materi belajar bisa diterima denga baik.

                                                                                 Dokumen Pribadi

Simpulan

Pembelajaran Sosial Emosional dilaksanakan berdasarkan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dawantara yaitu Pengajaran Budi Pekerti dilakukan melalui Nilai dan Peran Guru dalam mencapai visi Guru Penggerak, berbasisi Budaya Positif yang ada di sekolah dalam proses  Pembelajaran berdiferensiasi dan berbagai kegiatan non akademik yang ada di sekolah. 

Demikian uraian konektivitas Pembelajaran Sosial Emosional yang dapat saya uraikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Salam dan Bahagia

 

 



 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (Tanggapan Kasus 3)

PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL (Tanggapan Kasus 5 Bapak Eling)

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (Tanggapan Kasus 1 Pak Eling)